Minggu, 26 September 2010

Benih Unggul


Mengapa Kita Harus Menggunakan Bibit Unggul Dalam Menanam padi?
Ada beberapa alasan mengapa kita harus menggunakan bibit unggul dalam menanam padi, berikut akan diberikan artikel mengenai penting dan manfaat bibit unggul itu digunakan dalam pertanian!
Mengapa menggunakan benih unggul bermutu dan bersertifikat?
• Penggunaan benih yang bermutu menjamin
keberhasilan usaha tani.
• Keturunan benih diketahui, mutu benih terjamin
dan kemurnian genetik diketahui.
• Pertumbuhan benih seragam.
• Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang
banyak.
• Ketika ditanam pindah, tumbuh lebih cepat dan
tegar.
• Masak dan panen serempak.
• Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan
petani.
Kelas benih yang ditanam penangkar atau produsen benih
• Penangkar benih harus menanam benih satu kelas
lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi.
Contoh, kalau penangkar benih memproduksi benih
sebar, maka benih yang ditanam minimal harus
kelas benih pokok.
• Benih Dasar (BD), ditandai dengan label putih,
dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Induk (BBI),
penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB),
produsen benih swasta atau BUMN.
• Benih Pokok (BP), ditandai dengan label ungu,
dimiliki dan diproduksi oleh Balai Benih Utama
(BBU), penangkar benih yang mendapat
rekomendasi dari BPSB, produsen benih swasta
atau BUMN.
• Benih Sebar (BR), ditandai dengan label biru,
dimiliki dan diproduksi oleh BBU, penangkar benih
atau produsen benih swasta atau BUMN.
Kelas benih yang ditanam petani
Petani yang menanam padi untuk tujuan mendapatkan
gabah konsumsi (untuk digiling menjadi
beras) disarankan untuk menggunakan benih sebar
(label biru).
Ciri-ciri benih bermutu tinggi
Mutu benih meliputi mutu genetik, mutu fisik, dan
mutu fisiologis.
Ciri–ciri benih bermutu adalah:
1. Varietasnya asli.
2. Benih bernas dan seragam.
3. Bersih (tidak tercampur dengan biji gulma atau
biji tanaman lain).
4. Daya berkecambah dan vigor tinggi, sehingga
dapat tumbuh baik jika ditanam di sawah.
5. Sehat (tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan
hama).
Benih berlabel
Merupakan benih yang sudah lulus proses sertifikasi
yang merupakan salah satu bentuk jaminan mutu
benih.
Keuntungan menggunakan benih bermutu tinggi
1. Benih tumbuh dengan cepat dan serempak.
2. Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang
vigorous (tegar) dan sehat.
3. Ketika ditanam-pindah, bibit dapat tumbuh lebih
cepat.
4. Pertanaman lebih serempak dan populasi
tanaman optimum, sehingga mendapatkan hasil
yang tinggi.


Persemaian Benih Padi
Membuat Persemaian
Persemaian untuk benih padi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian kering dan
persemaian basah. Persemaian basah adalah persemaian yang langsung dilakukan di
lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional. Sementara persemaian kering yaitu
persemaian yang menggunakan wadah berupa kotak/besek/wonca/pipiti. Penggunaan
wadah ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan dan penyeleksian benih.
Untuk lahan seluas satu hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 cm x 20 cm,
sebanyak 400—500 buah. Kotak/besek/wonca/pipiti bisa juga diganti dengan wadah
lain seperti pelepah pisang atau belahan buluh bambu.
Benih ditabur Benih dalam Umur benih 7 hari Benih muda siap
di atas besek persemaian tebar
Tahapan membuat persemaian adalah sebagai berikut.
1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
organik/pupuk kandang/ bokhasi dengan perbandingan 1:1.
2. Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan daun
pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan di atas api.
3. Masukkan media ke dalam wadah hingga 3/4 penuh. Selanjutnya media ini
disiram dengan air supaya lembab.
4. Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300—350 biji.
5. Taburkan arang sekam di atas benih sampai rata melapisi/menutupi benih.
6. Selanjutnya simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari pertama
dan hari kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi agar tidak kepanasan.
7. Jika disimpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah ini di
tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam.
8. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit
tanaman tetap segar.

Sabtu, 25 September 2010

cara pemilihan benih padi yang unggul


Pemilahan benih
Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai
mutu fisiologis (daya berkecambah dan vigor) yang
lebih tinggi, serta pertumbuhan di lapang yang lebih
cepat dan seragam.
Cara pemilahan benih
1. Pemilahan benih dengan air
a. Benih dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
air dengan volume dua kali volume benih,
kemudian diaduk-aduk sebentar.
b. Benih yang terapung, yang mempunyai berat
jenis rendah, dipisahkan dari benih lainnya.
c. Benih-benih yang tenggelam yang dapat
digunakan untuk pertanaman
d. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu
direndam selama 24 jam dan diperam.
2. Pemilahan dengan larutan garam Amonium
Sulfat (ZA)
a. Untuk mendapatkan benih yang lebih bernas
dengan berat jenis yang tinggi (BJ 1,11
mg/l), pemilahan dilakukan seperti pada butir
1 (pemilahan dengan air), namun yang
digunakan adalah larutan pupuk ZA dengan
konsentrasi 225 g ZA/l air.
38
b. Benih yang terapung dibuang, sedangkan
benih yang digunakan adalah benih yang
tenggelam (memiliki berat jenis tinggi).
c. Setelah pemilahan benih dicuci bersih,
direndam, diperam dan siap untuk ditabur atau disemai.

mengenal lebih dekat tanaman padi


MENGENAL TANAMAN PADI LEBIH DEKAT

       Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Jenis Tanaman

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:

Divisi              : Spermatophyta

Sub divisi       : Angiospermae

Kelas              : Monotyledonae

Keluarga        : Gramineae (Poaceae)

Genus             : Oryza

Spesies          : Oryza spp.

         Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.

         Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).

 

Manfaat Tanaman

          Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan Negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani.

 

Jumat, 24 September 2010


Tanaman Padi

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

Ciri-ciri umum

Padi tengah diambil dari persemaian untuk ditanam di Sawah.

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae (sinonim: Graminae atau Glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium yang dimakan orang.

Penyebaran dan adaptasi

Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.

Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.

Reproduksi

Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endospermia. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Genetika, dan perbaikan varietas

Satu set genom padi terdiri dari 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual). Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp) (Sumber: situs Gramene.org). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI.

Pemuliaan padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal padi, seperti rajalele dari Klaten atau cianjur pandanwangi dari Cianjur. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa, yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi (lihat bagian Keanekaragaman padi). Namun demikian, pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina. Sejak saat itu, berbagai macam tipe padi dengan kualitas berbeda-beda berhasil dikembangkan secara terencana untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Pada tahun 1960-an pemuliaan padi diarahkan sepenuhnya pada peningkatan hasil. Hasilnya adalah padi 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an. Puluhan ribu persilangan kemudian dilanjutkan untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini, sayangnya, tidak dapat dilanjutkan. Saat ini Indonesia kembali menjadi pengimpor padi terbesar di dunia.

Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "padi emas" (golden rice) yang dapat menghasilkan pro-vitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera[1]. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.

Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain. Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A).

Keanekaragaman genetik

Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat. Pada awal mulanya O. sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.

Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim.[2] Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika" dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.[3]

Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon.[3] Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.[4]

Keanekaragaman budidaya

Padi gogo

Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

Padi rawa

Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

Keanekaragaman tipe beras

Padi pera

Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

Ketan

Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

Padi wangi

Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.

Aspek budidaya

Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

  • Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.
  • Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.
  • Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
  • Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo. Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.

Hama dan penyakit

Hama-hama penting
Penyakit-penyakit penting

Pengolahan gabah menjadi nasi

Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:

  • sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
  • bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan
  • dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.

Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).